Kamis, 07 Januari 2016

sedimentasi urin



PERCOBAAN II
       I.            Judul percobaan                      : Sedimentasi urin
    II.            Hari / Tanggal                         :
 III.            Prinsip pemeriksaan                : urin  mengandung  elemen –elemen  sisa  hasil
metabolisme dalam tubuh, elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan bersama-sama urin tetapi ada pula yang dikeluarkan pada keadadaan tertentu. Elemen-elemen dapat dipisahkan dari urin dengan sentrifugasi, elemen akan mengendap, dan endapan dilihat dibawah mikroskop.
 IV.            Metode pemeriksaan               : Mikroskopik
    V.            Tujuan percobaan                    :  Untuk mengidentifikasi  jenis  sediment  yang
dipakai untuk mengidentifikasi kelainan ginjal dansaluran kemih
Untukmemantau perjalanan penyakit ginjal dan saluran kemih setelah pengobatan.
 VI.            Landasan teori
Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma  (Frandson, 1992). Urine atau urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Ningsih, 2012). Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan) (Budiyanto, 2013).

Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Banyak macam unsur mikroskopik dapat ditemukan baik yang ada kaitannya dengan infeksi (bakteri, virus) maupun yang bukan karena infeksi misalnya perdarahan, disfungsi endotel dan gagal ginjal.
Metode pemeriksaan mikroskopik sedimen urine lebih dianjurkan untuk dikerjakan dengan pengecatan Stenheimer-Malbin. Dengan pewarnaan ini, unsur-unsur mikroskopik yang sukar terlihat pada sediaan natif dapat terlihat jelas.
            Pemeriksaan sedimen urin termaksud pemeriksaan urin rutin. Urin yang segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet. Yang paling baik adalah urin pekat yang punya berat jenis 1023 atau lebih tinggi. Urin padat mudah didapatkan jika memakai urin pagi.
            Tes sedimen urin dapat juga dipakai untuk konfirmasi pemeriksaan kimia urin seperti adanya silinder memastikan adanya albuminaria, adanya eritrosit dalam urin menandakan uji darah samar positif
Dalam pemeriksaan sedimen yang diperiksa adalah zat sisa metabolisme yang berupa kristal, granula termasuk juga bakteri. Dengan pemeriksaan sedimen maka keberadaan suatu benda normal ataupun tidak normal yang terdapat dalam urin kita akan dapat menunjukkan keadaan organ tubuh. Dalam urin yang ditemukan jumlah eritrosit jauh diatas angka normal bisa menunjukkan terjadinya perdarahan di saluran kemih bagian bawah. Begitu juga dengan ditemukannya kristal-kristal abnormal dapat diprediksi jika seseorang beresiko terkena batu ginjal, karena kristal-kristal dalam urin merupakan pemicu utama terjadinya endapan kristal dalam saluran kemih terutama ginjal yang jika dibiarkan berlanjut akan membentuk  (Djojodibroto, 2001).

VII.            Metode kerja
A.    Pra Analitik
1.      Persiapan pasien    : Tidak ada persiapan khusus
2.      Persiapan sampel   : Urin sewaktu
3.      Alat dan bahan
a.       Alat yang digunakan
1)      Pipet tetes
2)      Tabung sentrifus
3)      Rak tabung
4)      Obyek gelas
5)      Deck gelas
6)      Setrifuse
7)      Mikroskop
b.      Bahan yang digunakan
1)      Urin abnormal
2)      Tissue
B.     Analitik
1.      Prosedur kerja
a.       Disiapakan alat dan bahan
b.      Dimasukan Urin dalam tabung sentrifuge.
c.       Disamakan volume yang terdapat setiiap tabung sentrifuse
d.      Disentrifuge urin selama 5 menit dengankecepatan 1500-2000rpm
e.       Dibuang supernatannya dan diamil sedimentasinya
f.       Deperiksa dbawah mikroskop dengan perbesaran kecil 10x dan pembesar besar 40x


C.     Pasca Analitik
1.      Hasil pengamatan
a.       Amorf                         : +
b.      Calcium oksalat           : +
c.       Leukosit                      : +
d.      Sel epitel                     : +
e.       Kotoran                       : +
f.       Silinder                        : -
g.      Bakteri/jamur              : -
h.      Protozoa                      : -
i.        Kristal                         : -
2.      Gambar hasil pengamatn


VIII.            Pembahasan
Urin berasal dari darah yang mengalami filtrasi oleh glomerulus kemudian disekresi, dan diabsorbsi melalui saluran kemih. Tes sedimentasi urin dipergunakan untuk mengidentifikasi jenissedimen yang dipakai untuk memantauperjalanan penyakit ginjal dan salurankemih stelah pengobatan.
            Unsur-unsur sedimen dibagi 2 yaitu :
ð  Golongan organik yang berasal dari suatu organ atau jaringan contohnya : Sel epitel, silinder, leukosit, eritrosit, spermatozoa, potongan-potongan jaringan, bakteri, jamur, dan parasit.
ð  Golongan anorganik yaitu bahan yang berassal dari suatu jaringan contohnya : bahan amorf, Kristal-kristal dalam urin.
Epitel merupakan unsur organi yang dalam keadaan normal didapatkan dalam sedimen urin. Dalam keadaan patogenik jemlah epitel ini dapat meningkat, seperti pada infeksi, radang dan batu dalam saluran kemih.
Asam oksalat yang terbentuk di dalam tubuh manusia berasal dari mrtabolisme asam amino dan asam karbonat yakni vitamin C. kalium oksalat terbentuk hingga 50% yang dikeluarkan oksalat urin. Manusia tidak mampu melakukan metabolism oksalat, sehingga harus dikeluarkan melalui ginjal. Jika fungsi kerja organ gijal mengandung asupan oksalat berlebih akan mengakibatkan peningkatan oksalat yang mmendoorong terbentuknya batu oksalat di ginjal / kandung kemih.
Kotoran dalam urin sering ditemukan , ini biasanya akibat obyek gelas yang digunakan atau kandungan-kandungan tertentu dalam urin.
Pembentukan Kristal atau garam amorf dipengaruhu oleh jenis makanan, banyaknya makanan, kecepatan metabolism dan konsentrasi urin, yang perlu diwaspadai jika kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap pembentukan batu ginjal. Abut tersebut jika konsentrasi garam-garaam tersebut melampaui keseimbangan kelarutan. Butiran-butiran mengendap dalam saluran urin, mengeras dan terbentuk batu.Leukosit dalam keadaan normal, jumlah leukosit dalam urin adalah 0-4 sel. Peningkatan jumlah leukosit menunjukan adanya peradangan infeksi tumor.
 IX.            Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat dinyatakan bahwa terdapat zat organic dan zat anorganik. Zat organic yaitu : leukosit dan sel epitel. Sedangkan zat anorganik yaitu : amorf, calcium oksalat, dan kotoran. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa urin tersebut abnormal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar