Kamis, 07 Januari 2016

pemeriksaan carik celup



PERCOBAAN I
       I.            Judul percobaan                      :  Pemeriksaan   urin  yang  menggunakan  carik
celup
    II.            Hari  / tanggal                         :
 III.            Prinsip pemeriksaan                : Perubahan warna karena reaksi kimia
 IV.            Metode pemeriksaan               : Carik celup
    V.            Tujuan pemeriksaan                : Pemeriksaan kimia urin
 VI.            Landasan teori           
Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urin. Urinalisis berguna untuk untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak berhubungan  dengan ginjal.
Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum dan uretra pada wanita, dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu temuan laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari uretra dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu agar membuang beberapa millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. Pasien perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung specimen. Kadang-kadang diperlukan kateterisasi untuk memperoleh spesimen yang tidak tercemar.
Pemeriksaan urin memakai carik celup sangat cepat, mudah dan spesifik. Carik celupberupa secarikplastik kaku yang pada sebelah sisinya dilekati dengan satu sampai Sembilan kertas isap atau bahan penyerap lain yang masing-masing mengandung reagen-reagen spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin ada didalam urin . Ada dan banyaknya zat yang dicari ditandai dengan perubahan skala warna tertentu pada bagian yang mengandung reagen spesifik; skla  warna yang menyertai carik celup memungkinkan penilaian semikuantitatif.
Meskkipun sensitive dan spesifik , pemakaian carik celup menghendaki agar cara memakainya mengikuti pentunjuk –petunjuk  yang ditentukan oleh perusahan pembuat carik celup. Kalau tidak mengikutinya maka hasil pemeriksaan dapat menyimpang dari keadaan sebenarnya.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas yaitu  berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 dan akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein serta urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran.  Berat jenis urin yakni 1,002 – 1,035 g/ml (Uliyah, 2008). Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut. Di dalam urin  terkandung bermacam – macam  zat, antara lain  (1) zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat warna empedu yang memberikan  warna kuning pada  urin, (3) garam, terutama NaCl, dan (4)  zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan obat – obatan serta  juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh misalnya hormon (Ethel, 2003). 
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan gula menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat. Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).


VII.            Metode kerja
A.    Pra Analitik
1.      Persiapan pasien    : Tidak ada persiapan khusus
2.      Persiapan sampel   : Urin sewaktu
3.      Alat dan bahan
a.       Alat yang digunakan
1)      Tabung reaksi
2)      Rakk tabung
3)      Perbandingan carik celup
b.      Bahan yang digunakan
1)      Urin abnormal
2)      Carik celup
3)      Tissue

B.     Analitik
1.      Prosedur kerja
a.       Disiapakan alat dan bahan
b.      Dimasukkan urin kedalam tabung reaksi
c.       Dicelupkan carik sekejap dalam urin, reagen harus mengenenai seluruh masuk kedalam urin
d.      Dihilangkan kelebihan urin yang melekat pada carik dengan mengunakan tissue
e.       Dibaca hasil dengan membandingkan carik celup dan kolom berwarna pada botol carik celup


C.     Pasca analitik
1.      Hasil pengamatan
a.       Leukosit                : 125 ++ leuko/mL
b.      Nitrit                     : -
c.       Urobilinogen         : 0,2(3,5) mg/Dl
d.      Protein                   : 15 (0,15) ± mg/Dl
e.       Ph                          : 7,5
f.       Bilirubin                : 1(17+) mg/dL
g.      Berat jenis             : 1,020
h.      Keton                    : 5 (0,5) ± mg/Dl
i.        Glukosa                 : -
j.        Warna                                : Kuning muda
k.      Kejernihan             : Agak keruh
l.        Volume                 : 5 mL
2.      Gambar hasil pengamatan


VIII.            Pembahasan
Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, dan akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
·         Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8)
·         Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat asam (pH di bawah 3)
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium :
·         Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif palsu. • Obat tertentu (Lihat pengaruh obat)
·         Urin disimpan pada temperature ruangan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hasil uji negaif palsu
·         Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan asam asetoasetat
·         Anak penderita diabetes cenderung mengalami ketonuria daripada penderita dewasa. 
Dalam pemeriksaan urin dengan metode carik ceelup terdpat beberapa potensi kesalahan yang dapatdilakukan diantaranya :
·         Sampel urin tidak didingnkan kembali ke suhu kamar sebelum pengujian
·         Urin yag terkontaminasi dengan desinfeksi
·         Carik celup kadarluarsa
·         Tidak tepat penyimpanannya dengan paparan udaraa atau cahaya
·         Kebocoran kmiareagen dari satu tes ke tes lain, jika tes ini dibaca secara vertical bukan horisotal
·         Tes dibaca pada waktu yang tidak tepat
·         Urin sangat berpigmen
·         Kegagalan untuk mengunakan urin control untuk memeriksa ketetapan dari carik celup
Leukosit :
      Berdasarkan penguraian ester yang tidak berwarna oleh esterase granulosit menjadi zat yang tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi zat berwarna biru.
Nitrit :
      Nitrit dalam urin bereaksi dengan indicator warna menghasilkan zat warna.
Urobilinogen :
      Berdasarkan reaksi antara urobilinogen dengan reagen erlich, intesitas warna yang terjadi dari jingga sampai merah tua, warna yang timbul sesuai dengan pentingnya kadar urobilinogen dalam urin.
Protein :
      Dalam suatu system buffer yang mempertahankan pH constant, carik celup yang mengandung indicator warna dapat bereaksi dengan albumin sehingga warna kuning menjadi hijau.
pH :
      Carik celup mengandung indicator methyl red dan bromthymol blue, kombinasi iindikator memungkinkan perubahan warna yang jelas dan jingga menjadi hijau kemudian biru pada daerah pH 5-9.
Bilirubin :
      Carik celup yang mengandung garam diaznium dengan asam yang bereaksi dengan bilirubin dalamurin menyebabkan perubahan warna merah menjadi ungu.
Keton :
      Asam asetoasetat dan asetan bereaksi dengan Na prusida dan glisin dalam suasana alkalis suatu kompleks warnaungu.
Glukosa :
      D – glukosa + O2  GOD   D – glukonalakton  + H2O2
        H 2O2 + indikator   POD   H2O + zat berubah warna
Berat jenis :
      Adanya kation dalam urin menyebabkan pelepasan proton oleh complexing agant dan aknterjadi perubahan warna pada indicator.


 IX.            Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil negative (-) pada glukosa dan nitrit. Dengan pH (7,5), leukosit (125 ++ leuko/mL), Urobilinogen      (0,2(3,5)) mg/dL, Protein (15 (0,15) ± mg/dL), Bilirubin (1(17+) mg/dL), Berat jenis (1,020),  Keton (5 (0,5) ± mg/dL). Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa urin tersebut tidak normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar