BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kesehatan
didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang masih
belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya.
Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini
berdasarkan undang-undang dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I.
Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah
salah satunya dengan promosi kesehatan.
Promosi
kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki prinsip, metode,
media juga strategi dan akan diintervensikan ketika dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan
perilaku masyarakat yang lebih baik dalam prilaku kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgaai tim medis adalah salah
satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka
didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan”.
B. Permasalahan
1.
Pengertian
penyakit DBD ?
2.
Tanda
dan gejala penyakit DBD ?
3.
Penyebab
penyakit DBD ?
4.
Pencegahan
penyakit DBD ?
5.
Pengobatan
penyakit DBD ?
C. Tujuan
1.
Menambah
ilmu pengetahuan tentang penyakit DBD
2.
Untuk
mengetahui pengertian DBD
3.
Untuk
mengetahui tanda dan gejala penyakit DBD
4.
Untuk
mengetahui penyabab penyakit DBD
5.
Untuk
mengetahui pencegahan penyakit DBD
6.
Untuk
mengetahui pengobatan penyakit DBD
7.
Mengerjakan
tugas dari Dosen
8.
Untuk
mendapatkan nilai tambahan
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjuan
Penyakit DBD
Demam berdarah adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Demam
Berdarah (Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus) dan dapat menyebabkan KEMATIAN.
Nyamuk
DBD terdapat di tempat‐tempat
penampungan air bersih di dalam rumah maupun di sekitar lingkungan kita,
seperti : bak mandi/WC, tempayan, drum, tempat minum burung, vas bunga/pot
tanaman air, kaleng bekas, ban bekas, botol, tempurung kelapa, plastik yang
dibuang di sembarang tempat, talang air yang rusak dan saluran air hujan yang
tidak lancar, pagar atau potongan bambu yang berlubang, dsb.
1.
Tanda
dan Gejala
ü Mendadak
panas tinggi selama 2 sampai 7 hari.
ü Tampak
lemah dan lesu.
ü Timbul
bintik‐bintik
merah pada kulit.
ü Sering
terasa nyeri di ulu hati.
ü Kadang‐kadang terjadi
perdarahan di hidung (mimisan) dan di bawah kulit.
ü Kadang
terjadi muntah atau berak darah.
ü Bila
sudah parah, penderita gelisah, tangan dan kaki dingin serta berkeringat. Bila
tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.
Hal
yang harus dilakukan bila tanda dan gejala di atas muncul :
ü Beri
minum sebanyak mungkin.
ü Kompres
agar panasnya turun.
ü Berikan
obat penurun panas, misalnya Paracetamol.
ü Segera
bawa ke Poliklinik, Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat!
B. Tinjauan
tentang promkes
WHO berdasarkan piagam Ottawa (1986)
dalam Heri.D.J. Maulana (2009) hal. 19, mendefinisikan promosi kesehatan adalah
suatu proses yang memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan
dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri.
Promosi kesehatan merupakan proses
pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya.
WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri
(Maulana,2009).
1.
Tujuan
Promosi Kesehatan.
Green,1991 dalam
Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi
dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan
program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat
kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan
lima tahun.
b. Tujuan
Pendidikan
Pembelajaran
yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan
tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan
Perilaku
Gambaran
perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan,
contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja
meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan
2.
Sasaran
Promosi Kesehatan.
Sasaran
promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat sasaran, maka
sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui pengelompokkan
sasaran promosi kesehatan, meliputi:
a. Sasaran
primer, yaitu mereka yang diharapkan dapat menerima perilaku baru.
b. Sasaran
sekunder, yaitu mereka yang mempengaruhi sasaran primer.
c. asaran
tersier, yaitu mereka yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan seperti
para pengambil keputusan atau penyandang
dana.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keadaan
penyakit
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang
senantiasa ada sepanjang tahun di negeri kita, oleh karena itu disebut penyakit
endemis. Penyakit ini menunjukkan peningkatan jumlah orang yang terserang
setiap 4-5 tahun. Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10
tahun, walaupun dapat pula mengenai bayi dibawah umur 1 tahun. Akhir-akhir ini
banyak juga mengenai orang dewasa muda umur 18-25 tahun. Laki-laki dan
perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali.
Cara hidup nyamuk terutama nyamuk
betina yang menggigit pada pagi dan siang hari, kiranya menjadi sebab mengapa
anak balita mudah terserang demam berdarah. Nyamuk Aedes yang menyenangi tempat
teduh, terlindung matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang
masih membutuhkan tidur pagi dan siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan
nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam rumah, juga banyak dijumpai di sekolah,
apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. Sasaran berikutnya adalah anak
sekolah yang pada pagi dan siang hari berada di sekolah. Disamping nyamuk Aedes
aegypti yang senang hidup di dalam rumah, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus
yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk Aedes albopictus
hidup di luar rumah, di kebun yang rindang, sehingga anak usia sekolah dapat
juga terkena gigitan oleh nyamuk kebun tersebut di siang hari tatkala sedang
bermain. Faktor daya tahan anak yang belum sempurna seperti halnya orang
dewasa, agaknya juga merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena
penyakit demam berdarah dengue dibandingkan orang dewasa.
Di perkotaan, nyamuk sangat mudah
terbang dari satu rumah ke rumah lainnya dari rumah ke kantor, atau tempat umum
seperti tempat ibadah, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang dewasa pun menjadi
sasaran berikutnya setelah anak-anak. Terutama dewasa muda (18-25 tahun) sesuai
dengan kegiatan kelompok ini pada siang hari di luar rumah. Walaupun demikian,
pada umumnya penyakit demam berdarah dengue dewasa lebih ringan daripada anak.
Gejala klinis demam berdarah dengue
pada saat awal penyakit (hari demam 1-3) dapat menyerupai penyakit lain seperti
radang tenggorokan, campak, dan tifus. Gejala yang membedakan satu dengan yang
lain yaitu gejala yang menyertai gejala demam berdarah seperti tertera di atas.
ü Demam
Demam pada penyakit demam berdarah
ini secara mendadak dan berkisar antara 38,50C-400C, Pada anak-anak terjadi
peningkatan suhu yang mendadak. Pagi hari anak masih dapat sekolah dan bermain,
mendadak sore harinya mengeluh demam sangat tinggi. Demam akan terus menerus
baik pada pagi maupun malam hari dan hanya menurun sebentar setelah diberikan
obat penurun panas. Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa pada saat
gejala awal seringkali tidak begitu dihiraukan oleh karena demam datang dengan
tiba-tiba. Mereka tetap melakukan kegiatan seperti biasanya dan baru merasakan
sakit bila timbul gejala berikutnya yaitu lesu, tidak enak makan dan lain
sebagainya.
ü Lesu
Disamping demam tinggi dan mendadak penderita demam berdarah
dengue akan mengeluh atau terlihat lesu dan lemah. Seluruh badan lemah seolah
tidak ada kekuatan, pada anak yang masih kecil tidak dapat mengeluh tetapi anak
yang biasanya aktif kali ini tidak mau bermain lagi dan lebih senang diam duduk
atau tiduran. Badan akan makin bertambah lemah oleh karena nafsu makan
menghilang sama sekali baik minum maupun makan, rasa mual dan rasa tidak enak
di perut dan didaerah ulu hati menyebabkan semua makanan dan minuman yang
dimakan keluar lagi. Rasa mual, muntah dan nyeri pada ulu hati akan makin
bertambah bila penderita minum obat penurun panas yang dapat merangsang lambung
(lihat Bagian 3 mengenai Pengobatan). Pada anak kecil dapat disertai mencret
3-5 kali sehari, cair, tanpa lendir. Jadi, bila seorang anak menderita mencret
disertai demam tinggi kita harus waspada demam berdarah apalagi terjadi pada
bayi atau anak kecil di bawah umur 2 tahun. Demam berdarah dengue sebagai
penyakit virus sering menyebabkan muka dan badan anak kemerahan seperti “udang
rebus” (flushing) dan bila dipegang badan sangat panas.
ü Nyeri Perut
Nyeri perut merupakan gejala yang
penting pada demam berdarah dengue. Gejala ini tampak jelas pada anak besar
atau dewasa oleh karena mereka telah dapat merasakan. Nyeri perut dapat
dirasakan di daerah ulu hati dan daerah di bawah lengkung iga sebelah kanan.
Nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan lebih mengarah pada penyakit
demam berdarah dengue dibandingkan nyeri perut pada ulu hati. Penyebab dari
nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan ini adalah pembesaran hati
(liver) sehingga terjadi peregangan selaput yang membungkus hati. Pada gejala
selanjutnya dapat diikuti dengan perdarahan pembuluh darah kecil pada selaput
tersebut. Sedangkan nyeri perut di daerah ulu hati yang menyerupai gejala sakit
lambung (sakit maag) dapat juga disebabkan oleh rangsangan obat penurun panas
khususnya obat golongan aspirin atau asetosal. Untuk memastikan adanya nyeri
perut ini dapat dilakukan penekanan (perabaan disertai penekanan) pada daerah
ulu hati dan di bawah lengkung iga sebelah kanan, terutama pada anak yang belum
dapat mengeluh. Perlu diperhatikan bahwa nyeri perut dapat menyerupai gejala
radang usus buntu. Letak usus buntu pada daerah perut sebelah kanan bawah dekat
pangkal paha kanan. Jadi bila terdapat peradangan usus buntu akan terasa sakit
bila ditekan di daerah perut sebelah kanan bawah, tetapi pada anak-anak
perasaan nyeri perut dapat menjalar dan dirasakan pada daerah pusar sehingga
kadangkala sulit dibedakan dengan nyeri perut pada demam berdarah dengue.
Apalagi gejala radang usus buntu juga disertai dengan demam, muntah, dan nyeri
perut. Pada pengalaman kami sekitar 2/3 penderita demam berdarah dengue pada
anak besar dan dewasa mengeluh nyeri perut, oleh karena itu bila terdapat nyeri
perut disertai demam tinggi harus waspada.
ü Tanda Perdarahan
Pada awal penyakit demam berdarah
dengue, tanda perdarahan yang terjadi adalah perdarahan yang tergolong ringan.
Perdarahan kulit merupakan perdarahan yang terbanyak ditemukan. Bintik
kemerahan sebesar ujung jarum pentul menyerupai bintik gigitan nyamuk. Maka,
untuk membedakan bintik merah yang disebabkan oleh karena perdarahan pada demam
berdarah dengan bintik karena gigitan nyamuk, carilah juga di daerah yang
terlindung pakaian (misalnya dada dan punggung) sehingga hampir dapat
dipastikan terlindung dari gigitan nyamuk. Kemudian coba tekan bintik merah
tersebut: bila menghilang itu berarti gigitan nyamuk dan sebaliknya bila
menetap itu adalah perdarahan kulit, juga pada perabaan pada gigitan nyamuk
akan teraba menonjol sedangkan pada demam berdarah bintik tersebut rata dengan
permukaan kulit. Hal ini karena pada gigitan nyamuk bintik merah disebabkan
oleh pelebaran pembuluh darah sebagai akibat dari reaksi terhadap “racun” yang
terdapat di dalam kelenjar liur nyamuk dan bukan karena perdarahan kulit. Bintik
merah pada demam berdarah tidak bergerombol seperti halnya bintik merah pada campak, tetapi terpisah
satu-satu. Perdarahan lain yang sering ditemukan adalah mimisan. Terutama pada
anak perlu diperhatikan apakah anak sering menderita mimisan sebelumnya.
Mimisan, terbanyak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di daerah selaput
lendir hidung yang disebabkan oleh rangsangan baik dari dalam ataupun dari luar
tubuh seperti demam tinggi, udara yang terlampau dingin, udara yang terlampau
panas, terlampau letih sehingga kurang istirahat atau makan kurang teratur, dan
sebagainya. Bila anak pernah menderita mimisan sebelumnya, maka mimisan mungkin
tidak berbahaya; tetapi pada seorang anak yang belum pernah mimisan kemudian
demam tinggi dan mimisan maka perlu diwaspadai. Gejala perdarahan lain yang
dapat dijumpai adalah haid yang berlebihan pada anak perempuan atau lebam pada
kulit bekas pengambilan darah, dan perdarahan gusi.
GEJALA LANJUTAN
Gejala
selanjutnya terjadi pada hari sakit ke3-5, merupakan saat-saat yang berbahaya
pada penyakit demam berdarah dengue. Suhu badan akan turun, jadi seolah-olah
anak sembuh oleh karena tidak demam lagi. Yang perlu diperhatikan saat ini,
adalah tingkah laku si anak. Apabila demam menghilang, anak tampak segar dan
mau bermain serta mau makan/ minum biasanya termasuk demam dengue ringan;
tetapi apabila demam menghilang tetapi anak bertambah lemah, ingin tidur, dan
tidak mau makan/ minum apapun apalagi disertai nyeri perut, ini merupakan tanda
awal terjadinya syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat berbahaya oleh
karena semua organ tubuh akan kekurangan oksigen dan hal ini dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat.
Tanda-tanda
syok harus dikenali dengan baik bila kita merawat anak yang dicurigai menderita
demam berdarah, atau anak yang telah demam tinggi selama 3 hari atau lebih.
Anak tampak gelisah atau bila syok berat anak menjadi tidak sadarkan diri,
nafas cepat seolah-olah sesak nafas. Seluruh badan teraba dingin dan lembab,
perasaan dingin yang paling mudah dikenal bila kita meraba kaki dan tangan
penderita. Bibir dan kuku tampak kebiruan menggambarkan pembuluh darah di
bagian ujung mengkerut sebagai kompensasi untuk memompa darah yang lebih banyak
ke jantung. Anak akan merasa haus, serta kencing berkurang atau tidak ada
kencing sama sekali. Syok akan mudah terjadi bila anak sebelum terjadi syok,
kurang atau tidak mau minum.
Apabila
syok yang telah diterangkan sebelumnya tidak diobati dengan baik maka akan
menyusul gejala berikutnya yaitu perdarahan dari saluran cerna. Perdarahan
saluran cerna ini dapat ringan atau berat tergantung dari berapa lama syok
terjadi sampai diobati dengan tepat. Penurunan kadar oksigen di dalam darah
akan memicu terjadinya perdarahan, makin lama syok terjadi makin rendah kadar
oksigen di dalam darah maka makin hebat perdarahan yang terjadi. Pada awalnya
perdarahan saluran cerna tidak terlihat dari luar, oleh karena terjadi di dalam
perut. Yang akan tampak hanya perut yang semakin lama semakin membuncit dan
nyeri bila diraba. Selanjutnya akan terjadi muntah darah dan berak darah/ berak
hitam. Pada saat terjadi perdarahan hebat penderita akan sangat kesakitan,
tetapi bila syok sudah lama terjadi penderita pada umumnya sudah tidak sadar
lagi. Perdarahan lain yang dapat terjadi adalah perdarahan di dalam paru. Anak
akan lebih sesak lagi, maikn gelisah, dan sangat pucat. Kematian makin
dipercepat dengan adanya perdarahan di dalam otak.
Pada
hari sakit keenam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam
telah menghilang dan suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi
perdarahan baru, dan nafsu makan timbul kembali. Pada umumnya, setelah seseorang
sembuh dari sakitnya anak masih tampak lemah, muka agak sembab disertai perut
agak tegang tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak akan pulih kembali
normal tanpa gejala sisa. Sebagai tanda penyembuhan kadangkala timbul
bercak-bercak merah menyeluruh di kedua kaki dan tangan dengan bercak putih
diantaranya, pada anak besar mengeluh gatal pada bercak tersebut. Jadi, bila
telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda
anak telah sembuh dan tidak perlu dirawat lagi.
B. Pelaksanaan
promkes
Pencegahan
penyakit demam berdarah mencakup Terhadap nyamuk perantara yaitu
ð
pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya Terhadap
diri kita
ð
memperkuat daya tahan tubuh
ð
melindungi dari
gigitan yamuk Terhadap lingkungan dengan tujuan mengubah perilaku hidup sehat
terutama kesehatan lingkungan
Penyuluhan
Bagi Masyarakat
Seperti
diuraikan di atas bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh
virus dengue ataupun vaksin demam berdarah, maka upaya untuk pencegahan demam
berdarah ditujukan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat perindukannya. Oleh
karena itu, dasar pencegahan demam berdarah adalah memberikan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantasan nyamuk dewasa dan
sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN. Demi
keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di rumah, di sekolah, rumah sakit, dan
tempat-tempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan demikian
masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan
kebersihan lingkungan.
Cara Memberantas Jentik
Cara
memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan
mengubur, artinya :
ð Kuras bak mandi seminggu sekali
(menguras),
ð Tutup penyimpanan air rapat-rapat
(menutup),
ð Kubur kaleng, ban bekas, dll.
(mengubur).
Kebiasaan-kebiasaan seperti
mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan
bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar rumah seperti
membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan secara teratur
atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi sarang
nyamuk.
Pada kolam atau tempat penampungan
air yang sulit dikuras dapat diraburkan bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk
abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk abate ini dapat dibeli di apotek.
Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)
Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)
ð Satu sendok makan peres (10 gram)
untuk 100 liter air
ð Dinding jangan disikat setelah
ditaburi bubuk abate
ð Bubuk akan menempel di dinding bak/
tempayan/ kolam
ð Bubuk abate tetap efektif sampai 3
bulan
Cara Memberantas Nyamuk Dewasa
Untuk memberantas nyamuk dewasa,
upayakan membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk untuk
beristirahat.
Kurangi Tempat Untuk Nyamuk
Beristirahat
ð Jangan menggantung baju bekas pakai
(nyamuk sangat suka bau manusia)
ð Pasang kasa nyamuk pada ventilasi
dan jendela rumah
ð Lindungi bayi ketika tidur di pagi
dan siang hari dengan kelambu
ð Semprot obat nyamuk rumah pagi &
sore (jam 8.00 dan 18.00)
ð Perhatikan kebersihan sekolah, bila
kelas gelap dan lembab, semprot dengan obat nyamuk terlebih dahulu sebelum
pelajaran mulai
ð Pengasapan (disebut fogging) hanya
dilakukan bila dijumpai penderita yang dirawat atau menginggal. Untuk
pengasapan diperlukan laporan dari rumah sakit yang merawat.
Tip’s Cara Menanggulangi Penyakit
Demam Berdarah Dengue
Diagnosis dini
ð Awal mirip penyakit lain, maka perlu
waspada
ð Perlu alat penunjang (laboratorium)
ð Perhatikan tanda kegawatan
ð Perlu monitor berkala : gejala dan
laboratorium
Pengobatan
ð Awal penyakit: masalah demam,
berakibat obat anti demam
ð Upayakan cukup cairan
ð Penggantian cairan (minum &
infus)
ð Obat lain tergantung komplikasi yang
timbul
Perhatian Khusus
ð Demam 3 hari atau lebih tanpa sebab
ð Obat turun panas : parasetamol,
bukan asetosal
ð Minum banyak, jenis sesuai selera
ð Jangan memeriksakan darah tanpa
persetujuan dokter
ð Pemeriksaan darah sebaiknya pada
demam hari ke–3 atau lebih
ð Tidak perlu panik bila anak masih
mau minum banyak
ð Bila serumah ada kasus DBD, setiap
anak yang menderita demam segera beroba
Prinsip dasar penanganan DBD yang
telah dikeluarkan oleh Departemen kesehatan bahwa telah mengupayakan berbagai
strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah
memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas
dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang
sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum
memperlihatkan hasil yang memuaskan. Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung
pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti (Rozendaal JA., 1997).
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
yang tepat, yaitu:
a)
Lingkungan
Metode
lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh : menguras
bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti dan
menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan
rapat tempat penampungan? air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban
bekas di sekitar rumah?. Tumpah atau bocornya air dari pipa distribusi, katup
air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang
penting untuk larva Aedes aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.
b)
Biologis
Pengendalian
biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang), dan bakteri (Bt.H-14). Peran pemangsa yang dimainkan oleh copepod
crustacea (sejenis udang-udangan) telah didokumentasikan pada tahun 1930-1950
sebagai predator yang efektif terhadap Aedes aegypti (Kay BH., 1996). Selain
itu juga digunakan perangkap telur autosidal (perangkap telur pembunuh) yang
saat ini sedang dikembangkan di Singapura.
c) Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain
dengan pengasapan (fogging) (dengan menggunakan malathion dan fenthion),
berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti
gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu menutup, menguras dan mengubur barang-barang yang bisa dijadikan sarang nyamuk. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat (Deubel V et al., 2001).
Pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali (revitalisasi) pokjanal DBD di Desa/Kelurahan maupun Kecamatan dengan fokus pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala. Perekrutan warga masyarakat sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik, pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan. Peran media massa dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga ditingkatkan. Dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalayak yang cepat diharapkan masyarakat dan departemen terkait lebih wasapada. Intensifikasi pengamatan (surveilans) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan laboratorium yang memadai di tingkat Puskesmas Kecamatan/Kabupaten juga perlu dibenahi (Kristina et al., 2004).
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu menutup, menguras dan mengubur barang-barang yang bisa dijadikan sarang nyamuk. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat (Deubel V et al., 2001).
Pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali (revitalisasi) pokjanal DBD di Desa/Kelurahan maupun Kecamatan dengan fokus pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala. Perekrutan warga masyarakat sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik, pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan. Peran media massa dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga ditingkatkan. Dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalayak yang cepat diharapkan masyarakat dan departemen terkait lebih wasapada. Intensifikasi pengamatan (surveilans) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan laboratorium yang memadai di tingkat Puskesmas Kecamatan/Kabupaten juga perlu dibenahi (Kristina et al., 2004).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam berdarah adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Demam
Berdarah (Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus) dan dapat menyebabkan KEMATIAN.
Nyamuk
DBD terdapat di tempat‐tempat
penampungan air bersih di dalam rumah maupun di sekitar lingkungan kita,
seperti : bak mandi/WC, tempayan, drum, tempat minum burung, vas bunga/pot
tanaman air, kaleng bekas, ban bekas, botol, tempurung kelapa, plastik yang
dibuang di sembarang tempat, talang air yang rusak dan saluran air hujan yang
tidak lancar, pagar atau potongan bambu yang berlubang, dsb.
B. Saran
Semoga makalah
ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi keperawatan dalam melaksanakan
promosi kesehatan, dan kami berharap makalah ini mendapatkan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Evans, dkk.( 2011
). Health Promotion and
Public Health for Nursing Students.
Exeter Great Britain; Learning Matters Ltd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar