Minggu, 17 Juli 2016

Pemeriksaan Tes Kehamilan



III
I.                   Hari / Tanggal            :  Senin, 2 Mei 2016
II.                Judul                          :  Pemeriksaan Tes Kehamilan
III.             Tujuan                        :  Untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
IV.             Mentode                    : Imunokromatografi
V.                Prinsip                        : urin wanita hamil mengandung a dan b HCG
                                     (monoclonal HCG lengkap). Pada area sampel
                                     terdapat anti a HCB. Di area tes mengandung anti
                                     b HCG, sedangkan pada area control mengandung
                                     anti b HCG dan monoclonal HCG lengkap (a dan b
                                     HCG). Jika strip urine dicelupkan pada urine
                                     wanita  hamil, maka monoclonal HCG lengkap
                                     dalam urine  akan bereaksi  anti a HCG (di area
                                     tes) dan anti HCG yang berlebih akan berikatan
                                     dengan monoclonal HCG lengkap dan b HCG (di
                                     area control) . bila ikatan tersebut telah membentuk
                                     ikatan sandwich, makan akan terlihat tanda garis
                                     merah.
VI.             Landasan teori
      Hormone gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia pada tahun 1960-an uji–uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus, dan katak) untuk membuktkan adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang menggunakan kelinci, tikus, dan katak pada waktu ini telah diganti oleh tes imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (Sacher, 2004).
      Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak ter salurkan, akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari bagian tubuh dan berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).
      Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi. HCG yang dihasilkan dapat ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara sederhana (Siti, 1984).
      Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
      Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada  wanita dengan produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk, 1980).
      Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992; Ville, 1984).
      Kehamilan yaitu peristiwa dibuahinya ovum oleh sel sperma yang akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm, (Guyton & Hall, 1997 : 1305).
      Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting daripada diagnosis kehamilan. Hanya sedikit pengalaman hidup yang dapat memicu emosi, baik berupa kebahagiaan luar biasa atau sebaliknya kesedihan mendalam.(F.Gary Cunningham, 2006 : 23)


VII.          Metode Kerja
A.    Pra Analitik
1.      Persiapan Pasien    : Tidak ada persiapan khusus
2.      Persiapan Sampel  : Urin Segar
3.      Alat dan Bahan
a.       Alat yang digunakan
1)      Pot Urin
b.      Bahan yang digunakan
1)      Plani test stirp
2)      Urin
B.     Analitik
1.      Prosedur Kerja
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Dibuka strip dari tempatnya  kemudian lakukan pemeriksaan tidak lebih dari satu jam
c.       Dicelupkan stirp tes kehamilan ke dalam sampel urin, jangan melewati tanda batas, selama minimal 15 detik.
Diletakan strip diatas permukaan datar non-penyerapan, jalankan timer selama 3 menit. Tunggulah terbentuk garis berwarna.
C.     Pasca Analitik
1.      Data Pasien
Nama                     : Nurmawati Harun
Jenis Kelamin        : Perempuan
Umur                     : 20 Tahun
Alamat                  : Jl. Tina Orima
Hasil                      : NEgatif (-)


VIII.       Kesimpulan
      Pada pemeriksaan kali ini pada saudari Nurmawati harun hasilnya (-) negative. Tidak terdapat hormone HCG pada urinnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar