PEMERIKSAAN-
V
I.
Judul praktikum :
Pemeriksaan Jumlah Eritrosit
II.
Hari / tanggal : Selasa, 22 desember 2015
III.
Tujuan praktikum : Untuk mengetahui jumlah eritrosit pada pasien yang
diperiksa dalam sel / µl
IV.
Tinjauan pustaka
Eritrosit pada manusia berbentuk diskus bikonkav,
diameternya 6 - 9 µm, tebal bagian tengah 1 µm, bagian tepi 2 - 2,5 µm dan
tidak berinti. Membran eritrosit merupakan lapisan lipid bilayer yang tersusun atas posfolipid layaknya membran sel
lainnya (Shevla,
1985)
Sitoplasma eritrosit terdiri atas hemoglobin
(34 %),
tidak terdapat mitokondria,
lisosom, ribosom, retikulum
endoplasmik, dan badan
Golgi, sehingga metabolismenya sangat terbatas dengan menggunakan
enzim-enzim metabolisme yang telah ada
(yaitu sisa sewaktu
perkembangan dari sumsum
tulang). Keutuhan bentuk
eritrosit sangat tergantung pada
tekanan osmose medium
sekitarnya (Mastertoon,
1990)
Pada
kondisi hipotonik akan
mengalami pembengkakan kemudian ruptur (hemolisis). Hemolisis pada isotonik
terjadi karena agen-agen yang merusak permukaan, seperti: sabun, detergen, atau
kloroform. Sitoskeleton berfungsi untuk mengatur bentuk membran eritrosit
sehingga bentuknya fleksibel. Krenasi jika berada pada lingkungan (larutan)
yang hipertonis (Mastertoon,
1990)
Jumlah eritrosit normal pada orang
dewasa berkisar antara 4.500.000 – 6.000.000 sel per mm3(pada
laki-laki) dan 4.000.000 – 5.500.000 sel per mm3 (pada perempuan).
Polisitemia (polycythemia) adalah
suatu kondisi jumlah
eritrosit meningkat sangat
nyata di dalam
sirkulasi. Anemia adalah kondisi berkurangnya jumlah SDM atau
Hb (Winarni, 1997).
Fungsi utama dari eritrosit, adalah
mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan. Eritrosit juga berperan dalam system kekebalan tubuh, ketika sel
darah merah akan menghancurkan dinding dan membrane sel pathogen (Winarni, 1997).
Eritrosit di bentuk dalam sumsum merah
tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka dan di dalam ruas-ruas
tulang belakang. Sel-sel darah merah yang sedang berkembang dalam sumsum
memiliki nucleus, inti memadat sering maturasi, dikeluarkan sebelum sel darah
merah lepas ke dalam sirkulasi (Winarni, 1997).
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120
hari atau 4 bulan kemudian dirombak di
dalam hati dan limpa, sebagian hemoglobin di ubah menjadi bilirubin dan biliverdin,
yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu.
Sumber-sumber
kesalahan dalam pemeriksaan yaitu :
a.
Jumlah darah / larutan hayem yang di
isap ke dalam pipet tidak tepat
b.
Memakai pipet yang basah
c.
Kaca penutup bergeser karena tersentuh
oleh lensa mikroskop.
d.
Larutan pengencer kotor
e.
menghitung sel yang menyinggung garis
batas tidak benar
f.
darah tidak homogen ketika dilakukan
pemriksaan
g.
kamar hitung dan kaca penutup kotor
h.
adanya gelembung pada saat pemipetan
Metode-metode
pemeriksaan leukosit :
1.
Menggunakan kamar hitung (hemositometer)
a.
Eritrosit dihitung dalam 1 bidang besar
b.
Satu
bidang besar terdiri dari 25 bidang sedang dan 16 bidang kecil
c.
Mulai menghilang dari kiri atas, terus
kekanan lalu kebawah dari kanan kebawah
d.
Kemudian hasil perhitungan dikalikan
dengan 10.000
e.
Didapatkan hasil eritrosit dalam darah
2.
Metode Autometik
a.
Data EDTA dimasukan dalam tabung
b.
Lalu dipindahkan alat pemeriksaan darah
(hemotologi analyzer)
c.
Dengan otomatis alat tersebut memproses
pemeriksaan sel darah marah
d.
Dikeluarkan hasil berupa data
V.
Metode Kerja
A.
Pra analitik
1.
Persiapan pasien : Tidak ada persiapan
khusus
2.
Persiapan sampel : Darah EDTA
3.
Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan pengencer
isotonis
agar mencegah hemolisis eritrosit dan
memudahkan menghitung eritrosit
4.
Metode : KH Improved Neubauer
5.
Persiapan alat dan bahan
a.
Alat yang digunakan
1.
Cawan porselin
2.
Mikroskop
3.
Rak tabung
4.
Satu set alat Hemositometer
a.
Pipet eritrosit
b.
Kamar hitung
c.
Objek gelas
d.
Selang eritrosit
5.
Tabung EDTA
6.
Tabung reaksi
b.
Bahan yang digunakan
1.
Alcohol 70%
2.
Aquadest
3.
Darah EDTA
4.
Kapas
5.
Larutan hayem
6.
Spoit 3 ml
7.
Tissue
B.
Analitik
a.
Prosedur kerja pengambilan darah
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Minta pasien meluruskan tangannya, pilih
lengan yang sering digunakan beraktifitas
3.
Pasang tourniquet kira-kira 3 cm diatas
lipatan
4.
Dipilih vena mediana cubity, lakukan
perabaan
5.
Dipilih daera yang akan diambil darahnya
6.
Ditusuk darah vena dengan posisi lubang
jarum menghadap keatas, kemudian minta pasien membuka kepalan tangan
7.
Ketika terlihat darah diujung semprit
tarik hingga mencapai volume yang diinginkan lalu lepas tourniquet
8.
Letakan kapas didaerah suntikan, lalu
tarik jarum
9.
Dipindahkan darah ketabung EDTA
b.
Mengisi pipet eritrosit
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Dipipet darah (kapiler, EDTA, dan
oxalate) sampai tanda 0,5 tepat
3.
Dibersihkan kelebihan darah yang melekat
pada ujung pipet menggunakan tissue
4.
Dimasukan ujung pipet dalam larutan turk
sambil menahan darah pada garis tanda tadi, pipet dipegang dengan sudut 40oc
dan larutan turk diisap perlahan-lahan sampai pada tanda 101, hati-hati jangan
sampai terjadi gelembung udara
5.
Diangkat pipet dari cairan, tutup ujung
pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet
penghisap
6.
Dihomogenkan pipet selama 15-30 detik,
jika tidak segera dihitung letakan dalam sikap horizontal.
c.
Mengisi bilik hitung
1.
Diperiksa kebersihan permukaan area
perhitungan dan kaca penutup, jika terlihat kotor bersihkan terlebi dahulu
2.
Diletakan kamar hitung yang bersih benar
dengan kaca penutup terpasang mendatar diatas meja
3.
Dikocoklah pipet yang diisi selama 3
menit terus-menerus jagalah jangan sampai ada cairan yang terbuang
4.
Dibuang semua cairan yang ada didalam
batang kapiler (3-4 tetes), segerah sentuh ujung pipet dengan sudut 30o
pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan
kamar hitung itu terisi perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri
5.
Dibiarkan kamar hitung itu selama 2 atau
3 menit agar eritrosit dapat mengendap jika tidak dapat dihitung segera, simpan
kamar hitung didalam cawan petri yang berisi segumpal kertas basah
d.
Menghitung jumlah eritrosit
1.
Digunakan lensa objektif kecil yaitu
perbesaran 10x turunkan lensa kondensor atau kecilkan diagfragma meja mikroskop
harus dalam keadaan datar
2.
Kamar hitung diletakan dibawah
mikroskop, focus mikroskop diarahkan dibidang yang bergaris dengan sendirinya eritsosit-eritrosit
jelas terlihat. Dihitung semua eirtrosit yang terdapat dalam ke lima bidang
sedang pada sudut-sudut, seluruh permukaan yang dibagi
3.
Dimulai menghitung dari sudut kiri atas
terus kekanan, kemudian turun kebawah dan mulai lagi dari kiri ke atas. Cara
ini digunakan pada ke lima bidang sedang
4.
Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya
menyinggung garis batas suatu bidang , sel-sel yang menyinggung garis-garis
sebelah kiri atau garis-garis haruslah dihitung. Sebaliknya sel-sel yang
menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah tidak boleh dihitung
B.
Pasca analitik
1.
Data pasien
Nama : Al- Adim
Umur : 19 tahun
Alamat : wua-wua
Jenis
kelamin : laki-laki
2.
Hasil pemeriksaan
a.
Faktor pemeriksaan
b.
Volume kamar hitung
V. kamar hitung = P x L x t
= 0,2 x 0,2 x 0,1
= 0,004 mm3
V. kamar hitung
keseluruhan
V.KH total =
Luas seluruh bidang x V.KH
= 5 x 0,004
= 0,02 mm3
c.
Jumlah kamar hitung
= n x 10.000
= (k1 + k2 + k3
+ k4) x 10.000
= ( 25 + 27 + 26 + 30 + 30 ) x 10.000
= 138 x 10.000
= 1.380.000 /µl
VI.
Kesimpulan
Pada praktikum ini jumlah leukosit
yang diperoleh yaitu 1.380.000 /µL nilai ini dikatakan tidak normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar