PEMERIKSAAN-V
I.
Hari
/ Tanggal : Kamis, 12
Mei 2016
II.
Judul : Pemeriksaan
Golongan Darah
III.
Tujuan : Untuk
mengetahui jenis golongan darah
system ABO
IV.
Metode : Aglutinasi
V.
Prinsip : Reaksi
aglutinasi antara antigen dan antibody
VI.
Landasan
Teori
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam
pembuluh darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter
untuk laki-laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat
dilakukan dengan memberikan natrium nisrat atau natrium oksalat, karena
garam-garam ini menyingkirkan ion-ion kalsium dari darah yang berperan yang
berperan penting dalam proses pembekuan darah (Subowo, 1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa
sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi,mengangkut hormone
dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan
ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang
dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif,
menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibody (Abbas, 1997).
Karl Landsteiner (1900), seorang ilmuwan asal Austria yang
menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO dengan cara memeriksa
golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan
dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya
adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan
darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal
dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel
darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi
yang disebut golongan O (Arif, 2010).
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane
sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus ( factor Rh ) (Annisugiyarti, 2012).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A,
memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membrane sel dan
menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan
golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan
menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan
golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak
menghasilkan antibody terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan
golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibody terhadap antigen A dan B (Syamsuri, 2004).
Darah merupakan suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam
cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap
sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas
unsur-unsur sel dan subtansi
interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan
jaringan yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh
sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspense tersebut terdapat
gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau
fenotifnya dari suatui organism. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif
dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota
tersebut diwariskan dari setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan
dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah
bentuk alternatife suatu gen tunggal,
misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunanny (Subowo,1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa
sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi,mengangkut
hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk
diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas
yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak
aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibody (Abbas,
1997).
Penggupalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang
larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jarring-jaring. Perubahan
tersebut disebabkan oleh thrombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin.
Pembentukan thrombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan
ion Ca2+ (Poejadi, 1994).
Menurut system A, B, O, ada 4 macam golongan darah
berdasarkan macam aglutinogennya. Keempat golongan darah itu ditentukanoleh 3
macam alela yang diberi symbol I (isoaglutinogen): gen IA pembentuk aglutinogen
A, gen IB pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk
aglitinogen (Foster, 2002).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang
ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti
penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A,
B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen
(aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan
antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam
antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan
dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila
darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan
berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang
tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami
aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah
bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami
aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan
orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami
aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a
maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon,
1993).
VII.
Pemeriksaan
A.
Pra
Analitik
1.
Persiapan
pasien :Tidak ada persiapan khusus
2.
Persiapan
sampel : Darah Kapiler
3.
Alat
dan Bahan
a.
Alat
yang digunaka
1)
Kaca
obyek
b.
Bahan
yang digunakan
1)
Kapas
alcohol
2)
Darah
kapiler
3)
Lanset
4)
Reagen
serum anti-A
5)
Reagen
serum anti-B
6)
Reagen
Serum anti-AB
B.
Analitik
1.
Prosedur
kerja
a.
Disiapakan
alat dan bahan
b.
Difiksasi
jari manis klien menggunakan kapas alcohol lalu ditusuk menggunakan lanset
c.
Diteteskan
darah diatas kaca obyek, dengan 3 tetes pada 3 bagian kaca obyek
d.
Diteteskan
serum anti-A, anti-B, dan anti-AB berdampingan dengan 3 tetes darah tersebut
yang terdapat pada kaca obyek
e.
Dicampurkan
darah dan serum lalu diamati terjadinya aglutinas
C.
Pasca
Analitik
1.
Data
Pasien
Nama :
Yani Ode Karim
Alamat : Jl. Jati Raya
Umur :
19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : Golongan darah O
2.
Interpretasi
Hasil
Golongan
Darah
|
Anti-A
|
Anti-B
|
Anti-AB
|
A
|
Aglutinasi
|
Tidak
terjadi aglutinasi
|
Aglutinasi
|
B
|
Tidak
terjadi aglutinasi
|
Aglutinasi
|
Aglutinasi
|
O
|
Tidak
terjadi aglutinasi
|
Tidak
terjadi aglutinasi
|
Tidak
terjadi aglutinasi
|
AB
|
Aglutinasi
|
Aglutinasi
|
Aglutinas
|
VIII.
Kesimpulan
Pada tes golongan darah saudari yani
tidak terdapat aglutinasi pada serum Anti-A, anti-B, dan anti-AB. Dalam hal ini
dapat disimpulkan bahwa saudari yani bergolongan darah O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar